JURUS SEHAT THT
Seberapa sering sih kita
memerika organ THT kita agar bisa memastikan bahwa ketiganya sehat? Kita
disarankan untuk pergi memeriksakan organ THT kita ke dokter THT. Begitu timbul
masalah, baru panik. Padahal jika mengingat banyaknya keuntungan yang didapat
dari hasil kerja keras THT – seperti menikmati alunan musik atau sekedar
menghirup aroma makanan sedap – kita pasti lebih peduli terhadap kesehatan
organ tersebut.
TELINGA
Bagian telinga terdiri
dari telinga luar (meliputi liang dan daun telinga), telinga tengah (meliputi
gendang telinga dan tulang pendengaran), serta telinga dalam sebagai tempat
sensor organ pendengaran.
Gangguan telinga yang
paling sering terjadi adalah pada bagian telinga tengah, baik karena infeksi,
alergi, dan kotoran. Namun kebanyakan tidak bersifat fatal, maksimal infeksi
sekunder, biasanya infeksi di bawah kotoran telinga. Sementara gangguan pada
telinga dalam umumnya merupakan lanjutan akibat infeksi pada telinga tengah.
Gangguan pada telinga
Biasanya gangguan ini
sering dialami telinga kita, antara lain adalah :
Telinga kotor
Kotoran telinga merupakan
hal normal. Kotoran ini umumnya tidak berakibat fatal karena telinga memiliki
mekanisme sendiri untuk membersihkan diri.
Congekan
Ini merupakan lanjutan
dari telinga kotor. Penyakit congekan ditandai dengan adanya cairan yang keluar
dari lubang telinga dan berbau. Penyebabnya terjadi infeksi di bawah kotoran
telinga. Pada level ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diperiksakan ke
dokter dan diobati karena infeksinya bisa menyebar hingga ke otak.
Infeksi telinga
Penyebab infeksi bisa
bermacam-macam. Umumnya karena adanya penyumbatan saluran – yang bertugas
menyeimbangkan tekanan di telinga dan hidung sehingga tekanan di telinga
meninggi dan mengakibatkan gendang telinga pecah. Bila hal ini dibiarkan,
infeksi dari luar akan masuk ke bagian dalam telinga sehingga memicu timbulnya
jaringan baru yang bersifat merusak.
Gangguan pada sensor
telinga
Biasanya gangguan ini
disebabkan oleh suara bising. Sensor telinga memiliki batas ketahanan terhadap
suara bising. Jika terlalu sering mendengarkan suara bising, sensor tersebut akan
rusak. Kerusakan sensor ini tidak terjadi dalam sekejap, melainkan bertahap
dalam waktu lama. Karena itu, kita tidak akan merasakan keluhan apa pun. Namun,
semakin lama kita akan mengalami cacat permanen atau tuli.
Membersihkan sendiri
Yap, telinga memang bisa
membersihkan dirinya sendiri melalui minyak yang diproduksi sebagai
antobodinya. Minyak tersebut berfungsi menyaring debu, kuman, dan partikel dari
luar telinga. Minyak juga menjaga kelembapan telinga sehingga kotoran telinga
tidak mengeras di dalam. Minyak inilah yang secara otomatis akan mendorong
kotoran telinga keluar. Proses ini terjadi saat kita mandi atau menguyah.
Jika teroksidasi, minyak
tersebut akan mengeluarkan aroma. Namun, aroma ini normal dan tidak mengganggu –
bukan sebuah tanda penyakit. Justru aroma tersebut berfungsi untuk menghalau
serangga agar tidak masuk ke telinga. Bila kita mengalami kotoran telinga yang
keras, berarti produksi minyak di telinga berkurang. Kurangnya produksi telinga
bukan berarti munculnya penyakit, karena produksi minyak bergantung pada fungsi
tubuh secara keseluruhan.
HIDUNG
Sama seperti telinga,
bentuk hidung telah diciptakan sedemikian rupa beserta fungsinya. Ada beberapa
proses yang terjadi di dalam hidung.
- Di dalam hidung terdapat rambut yang berfungsi
menyaring udara yang masuk ke paru-paru. Rambut pada hidung akan menyaring
kuman, kotoran, dan partikel lain sehingga udara yang masuk ke paru-paru tetap
bersih.
- Bagian dalam hidung dilapisi lendir yang juga
berfungsi menyaring kuman, debu, dan partikel lain.
- Rambut-rambut getar pada hidung akan mendorong
lendir ke belakang hidung sehingga mengalir ke tenggorokan dan masuk ke
lambung.
- Di dalam hidung terdapat proses melembabkan dan
menghangatkan, sifatnya conditioning. Dengan
begitu udara yang masuk ke paru-paru sudah terkondisikan. Semua partikel yang
masuk melalui hidung sudah difilter sehingga meminimalisasi resiko.
Gangguan pada hidung
Gangguan yang terjadi pada hidung bisa bermacam-macam, antara lain yaitu:
Infeksi
Infeksi disebabkan oleh
kuman dengan konsentrasi tertentu. Jika daya tahan tubuh menurun, infeksi ini
akan menyebabkan pilek dan flu.
Alergi
Gangguan ini sering
terjadi di perkotaan karena masyarakatnya minim gerak. Soalnya, kurangnya
olahraga membuat sensitivitas pada hidung mengalami peningkatan, misalnya cepat
tersumbat dan mudah terserang pilek. Memang, gangguan tidak bersifat fatal,
namun membuat kita susah tidur dan kurang konsentrasi saat bekerja.
Sinusitis
Sinus merupakan rongga
udara di daerah wajah yang terhubung dengan hidung. Jika udara yang terdapat di
sinus wajah bermuara ke hidung dapat menyebabkan sinusitis. Namun, penyebab
paling sering adalah infeksi yang menyebabkan tersumbatnya muara-muara sinus
tersebut. Akibatnya tekanan dan pH di rongga sinus menurun, sehingga menimbulkan
penumpukan cairan di dalam sinus. Jika sudah terjadi penumpukan kuman bisa
tumbuh di sana.
Polip
Polip merupakan
perkembangan dari sinusitis kronis. Jika infeksi berat terjadi di dekat mata
dan otak bisa terjadi penyebaran ke organ tersebut.
TENGGOROKAN
Bagian tenggorokan
meliputi faring (terdiri atas : nasofaring yang terletak di belakang hidung,
orofaring yang terletak di belakang mulut, dan larimofaring, di dekat pita suara),
trakhea, dan kerongkongan.
Gangguan pada tenggorokan
Amandel
Penyakit paling sering
terjadi. Letaknya di bagian orofaring. Bisa menjadi fatal jika amandel terus
membesar dan terjadi infeksi berulang.
Radang Tenggorokan
(Faringitis)
Peradangan terjadi pada
bagian belakang tenggorokan (Faring). Faringitis dapat melibatkan beberapa atau
semua bagian tenggorokan, meliputi sepertiga belakang lidah, langit-langit
mulut bagian belakang dan tonsil (amandel). Biasanya disebabkan oleh infeksi
(virus dan bakteri) dan penyebab noninfeksi (alergi, iritasi, GERD atau
penyakit asam lambung, dan tumor).
Laringitis
Kondisi medis yang
ditandai oleh peradangan pada laring (pita suara), sehingga suara menjadi serak
dan hilang. Penyebabnya paling umum adalah pilek dan flu. Namun, pemakaian
suara secara berlebihan (overused voice) juga dapat menyebabkan laringitis. Biasanya
banyak diderita oleh penyanyi, pengajar, dan mereka yang jenis pekerjaannya
banyak mengandalkan suara lantang.
Komentar
Posting Komentar