Langsung ke konten utama

Unggulan

Cara Mencegah Inflasi

Pengertian Inflasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Bank Indonesia  memberikan definisi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Inflasi adalah hal yang biasa terjadi pada negara yang sedang berkembang, yang mengalami kenaikan harga secara meluas dan simultan. Inflasi adalah gejala ekonomi, yang hampir bisa dipastikan tidak mungkin bisa dihindari. Yang bisa dilakukan oleh suatu negara adalah mengendalikannya. Jenis-Jenis Inflasi 1. Inflasi ringan Skala ringan dalam inflasi adalah yang masih dalam tingkat mudah dikendalikan. Biasanya tidak memberikan efek yang terlalu mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara. Parameterny

Pengertian dan Fungsi Frame Relay

Frame Relay adalah konsep di mana informasi akan dikirim menggunakan data frame dalam format digital. Penggunaan layanan relay ini data dapat dikirim dengan cara yang cepat dan efisien melalui internet. Frame Relay juga merupakan cara yang paling murah untuk mengirim data ke titik lain. Frame Relay juga umum digunakan dalam jaringan LAN dan jaringan WAN.

Frame Relay menempatkan semua data yang bervariasi dalam ukuran ke dalam bentuk frame yang menghilangkan kebutuhan untuk koreksi kesalahan, dengan menghilangkan kebutuhan koneksi error maka proses transfer data menjadi lebih cepat.

Fungsi  Frame Relay  yang utama pada lapisan dan layer data-link yang merupakan lapisan kedua pada proses Frame Relay yang menempatkan link untuk transfer data.


 Frame Relay merupakan teknologi yang muncul diawal tahun 1990 dan dikembangkan untuk menggantikan teknologi X.25. Frame Relay seperti X.25, teknologi yang berdasarkan Virtual Call Service sehingga Frame Relay disebut koneksi teknologi WAN yang terorientasi. Frame Relay sekarang menggunakan PVC (Permanent Virtual Circuit) sebagai pengganti dari kabel sewaan. (leased line).[1] Frame Relay merupakan protokol WAN yang mempunyai performa tinggi, protokol WAN ini beroperasi pada layer  physical dan data link dari model OSI layer. Frame Relay awalnya didesain untuk digunakan secara keseluruhan pada interface ISDN (Integrated Services Digital Network). Sekarang teknologi ini juga digunakan pada interface network yang lain.[2]
Frame Relay berdasarkan packet-switched technology yang memungkinkan beberapa pengguna menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih efisien daripada sirkuit sewa (leased line) yang disediakan khusus untuk satu pelanggan yang umumnya hanya terpakai 10% sampai 20% dari kapasitas lebar pita (bandwidth)-nya. Dalam teknik telekomunikasi, penyakelaran paket (packet switching) dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah paket dapat digambarkan seperti sebuah amplop atau sampul surat tercatat, mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali jika kiriman tidak sampai dan tentu saja isi pesannya atau beritanya sebagai hal yang pokok.[3]





Frame Relay dianggap sebagai versi X.25 yang lebih bagus, karena menawarkan banyak peningkatan kemampuan seperti windowing dan retransmisi data. Frame Relay itu sendiri lebih fokus pada layer 2(data link) sedangkan X.25 lebih fokus pada layer 3(network). Karena ini, Frame Relay merupakan fasilitas WAN yang menawarkan koneksi terjamin, performa yang lebih bagus dan lebih efisien dalam transmisi data daripada X.25 dan cocok untuk aplikasi WAN saat ini seperti LAN interconnection.[9]
Ada 2 hal penting dalam frame relay, yaitu Committed Information Rate(CIR) dan Committed Burst Size(CBS). CIR menjamin data rate rata – rata untuk servis tertentu. CBS adalah jumlah bit yang dapat di transfer selama satu interval waktu. Hubungan antara CIR dan CBR adalah T (time)=CBS/CIR.

FRAME RELAY SEBAGAI METODE PACKET-SWITCHING
Packet Switching merupakan sebuah metode komunikasi digital networking yang mengelompokan semua data yang ditransmitkan berdasarkan isi, tipe, atau struktur kedalam blok yang ukurannya  cocok yang disebut packets. Ketika packet melewati network adapter, switch, router dan network node lainnya, packet akan di buffer dan diurutkan, yang menghasilkan delay yang bervariasi tergantung traffic load dalam network.
Pada Packet switching, data network dipecah – pecah menjadi “packets” dan menandai tiap packet dengan alamat tujuan. Ketika melewati switching nodes, packet akan diurutkan. Frame relay adalah sebuah servis protocol yang independen yang menggunakan alat khusus untuk mengenkapsulasi data network ke variable-length packet yang disebut frame yang menggunakan data-link layer protocol yang disebut High-level Data Link Control (HDLC). Frame relay links dapat memiliki latency yang tidak dapat di prediksi untuk membentuk koneksi karena network frame relay tidak memiliki skema prioritas.[4]
Packet switching biasanya digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan channel capacity yang tersedia dalam network telekomunikasi digital, seperti network computer, untuk meminimalisasi latency transmisi dan menambah robustness dari komunikasi.
[2]Terdapat  2 macam cara dalam memecah data ke dalam paket-paket dalam teknologi paket switching :
1.Variable-length packets
Digunakan untuk menjadikan proses transfer data lebih efisien dan fleksibel. Paket-paket ini akan di-switch diantara beberapa segmen di dalam jaringan sampai lokasi tujuan transfer tercapai.
2. Statistical multiplexing
Teknik ini berfungsi untuk mengontrol akses jaringan di dalam jaringan paket switching. Keuntungan dari teknik ini adalah dapat mengakomodasi penggunaan bandwith secara lebih efisien dan fleksibel. Hampir semua LAN (Local Area Network) yang popular saat ini, seperti Ethernet dan Token Ring adalah packet-switched network.



FORMAT FRAME DALAM FRAME RELAY

 
–  Flag membatasi awal dan akhir dari frame. Nilai dari field ini selalu sama dan diwakili oleh bilangan hexadecimal 7E atau binernya 01111110.
– Address àmemuat informasi berikut :
·  DLCI 10 bit DLCI esensinya merupakan header Frame Relay. Nilai ini diwakili oleh koneksi virtual antara perangkat DTE dan switch. Masing-masing koneksi virtual dimultiplex / digabung menjadi 1 saluran fisik / physical channel yang direpresentasikan oleh nilai unik dari DLCI. Nilai DLCI hanya mempunyai nilai lokal saja, ini berarti hanya untuk saluran fisik  yang ada pada daerah tersebut saja. Karena itu perangkat di akhir koneksi yang sebaliknya, menggunakan nilai DLCI yang berbeda untuk merujuk pada koneksi virtual yang sama.
–  Extended Address (EA) -> digunakan untuk mengindikasi apakah byte yang ada pada nilai EA adalah 1 dan merupakan field addressing yang terakhir. Jika bernilai 1, byte tersebut akan ditentukan sebagai oktet DLCI yang terakhir. Meskipun saat ini implementasi Frame Relay semuanya menggunakan DLCI 2 oktet, kemampuan ini tidak memungkinkan DLCI digunakan lagi ke depannya. Bit ke delapan dari masing-masing byte address field digunakan untuk mengindikasi EA. Menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan.
–  C/R -> C/R adalah bit yang mengikuti byte DLCI yang paling signifikan pada address field. Menentukan frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response).
–  Congestion Control -> terdiri dari 3 bit yang mengontrol mekanisme congestion-notification yaitu FCEN, BECN dan DE yang mana semua merupakan 3 bit terakhir dari address field.
1)      Forward explicit congestion notification merupakan 1 bit pada field yang diset nilainya menjadi 1 oleh switch untuk mengindikasikan perangkat DTE yang terakhir seperti router dan indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan.  Keuntungan utama dari penggunaan FECN dan BECN adalah kemampuan protokol layer yang lebih tinggi akan bereaksi lebih cermat pada indikator congestion / kepadatan. Protokol akan merecovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka berbagai frame yang dikirim dan diterima.
2)      Backward explicit congestion notification (BECN) adalah indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch Frame Relay tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal.
3)      Discard eligibility (DE) diset oleh perangkat DTE seperti router untuk menandai frame yang prioritasnya rendah diantara frame-frame lain yang ditransmisikan. Frame yang ditandai tersebut dianggap sebagai discard eligible yang seharusnya dibuang sebelum frame-frame yang lain berada pada kepadatan jaringan. Ini memungkinkan mekanisme prioritas dasar pada jaringan Frame Relay.
– Data -> memuat data pada layer diatasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame pada field variable length termasuk data user atau muatan pada field itu dengan panjang sampai 16.000 oktet. Field ini akan mentransportasikan paket protokol layer yang lebih tinggi (PDU) melalui jaringan Frame Relay.
–  Frame Check Sequence -> memastikan integrasi data dalam proses transmisi. Nilai ini dihitung dengan perangkat di sumber dan diverifikasi oleh receiver / penerima untuk memastikan integritas transmisi.[5]

KELEBIHAN-KEKURANGAN FRAME RELAY
Keuntungan :
·                     Tingkat kehandalannya tinggi dengan dukungan sistem transmisi Fiber Optic dan network yang handal
·                     Lebih ekonomis untuk berbagai tujuan karena menggunakan satu saluran fisik untuk menghubungi ke berbagai tujuan
·                     Dapat mengelola trafik data yang bersifat bursty
·                     Dapat menggunakan berbagai protocol komunikasi dan jenis aplikasi
·                     Memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena merupakan jaringan private
  • Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas
Kerugian :
·                     Koneksi akan lambat bila terjadi kongesti jaringan / congestion network
·                     Kesulitan untuk memastikan Quality of Service, karena Frame Relay menggunakan variable length packets.
·                     Tidak ada flow control dan error control
·                     Delay yang sangat besar



Komentar

Postingan Populer